Profil Desa Keji
Ketahui informasi secara rinci Desa Keji mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Selami profil Desa Keji, Muntilan, Magelang. Ungkap sejarah unik di balik namanya yang tak lazim, serta kenali potensi ekonomi hibrida antara sektor agraris dan perdagangan yang dinamis di lokasinya yang strategis.
-
Nama Bersejarah
Nama "Keji" berasal dari sosok tokoh sejarah, Eyang Kiai Gede Keji, dan tidak memiliki konotasi negatif seperti makna kata dalam bahasa Indonesia modern.
-
Ekonomi Hibrida
Perekonomian desa ditopang secara seimbang oleh sektor pertanian yang produktif dan sektor perdagangan serta jasa yang berkembang pesat di sepanjang jalur utama.
-
Lokasi Gerbang Perdagangan
Posisinya yang dilintasi langsung oleh jalan raya Magelang-Yogyakarta menjadikannya sebagai gerbang ekonomi dan area komersial yang vital bagi kecamatan.
Terdengar tak lazim, nama Desa Keji di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, seringkali memancing rasa penasaran bagi siapa pun yang mendengarnya pertama kali. Namun di balik nama yang unik tersebut, tersimpan sejarah panjang dan denyut kehidupan masyarakat yang dinamis, produktif dan jauh dari makna harfiah katanya. Desa Keji merupakan sebuah wilayah dengan perpaduan ekonomi yang khas, menyinergikan kekuatan sektor agraris dengan geliat perdagangan dan jasa yang hidup di salah satu koridor transportasi terpenting di Jawa Tengah.
Menguak Sejarah dan Asal-Usul Nama Keji
Kekhasan utama dari Desa Keji ialah sejarah penamaannya. Nama desa ini sama sekali tidak berkaitan dengan arti "keji" dalam bahasa Indonesia yang bermakna kejam atau bengis. Menurut cerita tutur yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat, nama "Keji" berasal dari nama seorang tokoh terkemuka yang dihormati dan dianggap sebagai leluhur atau cikal bakal pendiri desa. Sosok tersebut dikenal dengan sebutan Eyang Kiai Gede Keji.Beliau diyakini merupakan seorang ulama atau prajurit dari Kesultanan Mataram pada masa lampau yang singgah dan kemudian menetap untuk menyebarkan ajaran agama Islam serta membangun pemukiman di wilayah tersebut. Karena pengaruh dan jasanya yang besar bagi masyarakat, namanya kemudian diabadikan menjadi nama desa sebagai bentuk penghormatan. Dengan demikian, nama Keji bagi warga setempat merepresentasikan warisan sejarah, kepemimpinan, dan nilai-nilai luhur yang patut dijaga, sebuah fakta yang meluruskan segala potensi kesalahpahaman.
Letak Geografis dan Tata Ruang Wilayah
Desa Keji menempati lokasi yang amat strategis dalam konstelasi wilayah Kecamatan Muntilan. Sebagian besar wilayahnya dibelah oleh Jalan Raya Magelang-Yogyakarta, yang menjadi urat nadi perekonomian regional. Posisi ini memberikan keuntungan aksesibilitas yang luar biasa bagi penduduknya serta menjadikan desa ini sebagai etalase terdepan bagi para pelintas.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas total wilayah Desa Keji yaitu sekitar 1,51 kilometer persegi (1.51km2). Tata ruang wilayahnya menunjukkan karakteristik hibrida; di area yang berdekatan dengan jalan raya, lahan dimanfaatkan untuk kegiatan komersial seperti pertokoan, warung makan, dan bengkel. Sementara itu, di bagian yang lebih masuk ke dalam, terhampar lahan-lahan pertanian yang subur dan menjadi basis produksi pangan.Adapun batas-batas administratif Desa Keji adalah sebagai berikut:
Berbatasan dengan Desa Pucungrejo.
Berbatasan dengan Desa Sriwedari.
Berbatasan dengan Desa Adikarto.
Berbatasan dengan Desa Congkrang.
Letaknya yang diapit oleh desa-desa lain yang juga dinamis menjadikan Desa Keji sebagai simpul penting dalam interaksi sosial dan ekonomi di Kecamatan Muntilan.
Potret Demografi Masyarakat
Berdasarkan publikasi "Kecamatan Muntilan dalam Angka", populasi Desa Keji tercatat sebanyak 5.753 jiwa. Dengan luas wilayah 1,51 kilometer persegi, maka tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 3.810 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan bahwa Desa Keji merupakan salah satu desa dengan populasi yang padat, mencerminkan daya tariknya sebagai lokasi hunian sekaligus tempat berusaha.Struktur penduduknya didominasi oleh kelompok usia produktif yang tersebar dalam berbagai sektor pekerjaan. Berbeda dari desa lain yang mungkin memiliki satu sektor unggulan, mata pencaharian penduduk Desa Keji sangat beragam. Sebagian merupakan petani penggarap sawah, sebagian lainnya ialah pedagang, pengusaha UMKM, karyawan swasta, dan penyedia jasa. Keragaman profesi ini menciptakan struktur sosial yang dinamis dan tahan terhadap fluktuasi ekonomi. Mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam yang taat, terlihat dari aktivitas keagamaan yang rutin diselenggarakan di masjid-masjid dan musala yang tersebar di seluruh dusun.
Perekonomian: Sinergi Pertanian dan Denyut Perdagangan
Model perekonomian Desa Keji berdiri di atas dua kaki yang sama kuat: pertanian dan perdagangan/jasa. Sinergi antara keduanya menjadi kunci stabilitas dan kemakmuran desa.Di satu sisi, sektor agraris tetap menjadi fondasi penting. Lahan persawahan yang dialiri oleh sistem irigasi teknis mampu menghasilkan panen padi secara reguler. Selain itu, para petani juga membudidayakan tanaman palawija dan hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Aktivitas pertanian ini menjamin ketersediaan pangan dan menjadi sumber pendapatan yang stabil bagi sebagian warga.Di sisi lain, denyut perdagangan dan jasa berdetak kencang di sepanjang Jalan Raya Magelang-Yogyakarta. Deretan toko kelontong, rumah makan, bengkel kendaraan, hingga berbagai gerai jasa lainnya menjadi pemandangan umum. Keberadaan jalan raya ini berfungsi sebagai "pasar" terbuka yang tidak pernah sepi. "Lokasi desa yang sangat strategis di tepi jalan utama memberikan peluang usaha yang besar. Banyak warga yang memanfaatkannya untuk membuka warung atau toko," ungkap seorang perangkat desa dalam sebuah rilis di situs resmi kecamatan. Peluang inilah yang mendorong banyak warga beralih atau menambah sumber pendapatan mereka di luar sektor pertanian.
Ketersediaan Infrastruktur dan Fasilitas Umum
Sebagai desa yang berada di lintasan utama, infrastruktur di Desa Keji tergolong sangat memadai. Jaringan jalan, baik jalan nasional maupun jalan lingkungan, sudah dalam kondisi terawat dan mendukung kelancaran mobilitas warga serta arus barang. Akses terhadap listrik, air bersih, dan jaringan telekomunikasi sudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat.Dalam bidang pendidikan, terdapat beberapa Sekolah Dasar (SD) dan fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang memastikan generasi muda mendapatkan fondasi pendidikan yang baik. Untuk layanan kesehatan, Posyandu aktif memberikan pelayanan rutin di setiap dusun, dan akses menuju Puskesmas Kecamatan Muntilan dapat ditempuh dalam waktu singkat. Balai Desa Keji tidak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan desa, tetapi juga sebagai pusat berbagai kegiatan kemasyarakatan, mulai dari musyawarah, penyuluhan, hingga kegiatan seni dan budaya.
Kehidupan Sosial Keagamaan yang Harmonis
Masyarakat Desa Keji dikenal religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih terpelihara dengan baik, tecermin dalam berbagai kegiatan bersama seperti kerja bakti dan acara hajatan warga. Kegiatan keagamaan, seperti pengajian rutin, tahlilan, dan perayaan hari besar Islam, menjadi perekat utama hubungan sosial antarwarga. Kelompok-kelompok seni budaya lokal seperti hadrah atau rebana juga turut mewarnai kehidupan sosial dan sering tampil dalam berbagai acara desa. Keharmonisan sosial ini menjadi modal penting yang menjaga stabilitas dan mendukung iklim yang kondusif untuk pembangunan.
Penutup
Desa Keji adalah sebuah bukti bahwa sebuah nama tidak mendefinisikan karakter sebuah wilayah. Di balik namanya yang unik, desa ini menyimpan kekayaan sejarah, potensi ekonomi yang tangguh, dan tatanan sosial masyarakat yang harmonis. Kemampuannya dalam menyinergikan potensi agraris dengan peluang ekonomi dari lokasinya yang strategis di jalur perdagangan menjadikan Desa Keji sebagai salah satu desa paling dinamis di Kecamatan Muntilan. Dengan terus mengembangkan sumber daya manusia dan mengelola potensi wilayahnya secara bijak, Desa Keji memiliki prospek cerah untuk terus bertumbuh sebagai desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.
